![]() |
Kakak Menikah Adik di Repotkan, Biasalah/Unsplash/Tyler Nix |
Halo semuanya !
Assalamualikum.
Masih dalam suasana pandemi, semoga yang sakit Allah sembuhkan dan yang sehat terus diberikan kesehatan. Aamiin.
Malam ini Aku mau bahas sesuatu yang menggelitik bahkan terkesan membuka aib tapi percayalah semoga bisa diambil hikmahnya. Tapi kalau juga tidak ada yang bisa diambil baiknya, yaudah nikmati saja ya sambat ku malam ini.
Ini tentang keresahan ku beberapa tahun terakhir yang kualami setelah 2 kakak ku menikah di tahun yang sama, 2017.
Pernikahan yang hanya beda bulannya saja, ceritanya teramat istimewa sih dan mungkin nanti akan Aku ceritakan pertemuan mereka yang tidak pernah diduga sebelumnya.
Yah, jodoh, rezeki juga maut itu rahasia sang ilahi. Maka ikhtiar dengan sabar saja yang sedang memperjuangkan ketiga itu.
Oh iya, seketika aku ingin menuliskan ini, kamu tahu Aku menuliskannya dimana ?
Dibawah jemuran yang penuh baju, tapi Aku singkirkan mereka dan akhirnya mata Ku tidak ada lagi perhalang untuk melihat tebaran bintang. Asik
Niat untuk meniluskan artikel kerjaan ku tunda saja, dan akhirnya ada disini dicerita ini. Biarkanlah kadang cuan bukan segalanya. Gaya!
Awalnya ponakan ku menangis di sela tidurnya yang mungkin merasa kehausan, jadilah aku turun melihat tetapi sudah lebih dulu di jinakkan oleh mamah.
Kenapa ponakan ku tidak langsung diambil orang tuanya ?
Jawabannya, kakak ku sedang ditimpah musibah terkena virus populer 2020 itu yayaya covid.
Dan, yah Aku mendapatkan tugas membuatkan susu. Sebentar memanaskan air di kompor, lalu mulai membuat susu bayi di botol. Seketika ponakan ku yang baru berusia 1 tahun 1 bulan itu diam dan kembali ke mimpinya.
Lalu, aku tergerak untuk membuatkan artikel ini.
Begini ceritanya, Aku bukan satu-satunya adik yang kakak ku miliki. kami keluarga besar. dua kakak ku memiliki 5 adik yang berkesempatan untuk dimintai pertolongan.
Lima, bayangkan ada lima. Betapa enaknya menjadi kakak kan ?
Tapi mereka juga mengungkit dahulu mereka mengurusi kami.
Ah sudahlah, lupakan, yang pasti memang sesama saudara harus saling menolong dan sedia dimintai tolong. Asik lagi.
Singkat cerita, pernikahan 2 kakak ku adalah pernikahan paling dinanti untuk kami sekeluarga besar terutama tentunya kedua orang tua kami.
Obrolan ringan pasti selalu diingatkan tentang keinginan orang tua untuk duduk di pelaminan dan melihat anaknya memiliki pasangan, apalagi membayangkan memiliki cucu mungil dan lucu menggemaskan.
Akhirnya impian itu terwudukan dengan doa yang langsung dikabulkan secara berkali-kali lipat.
Bagaimana tidak, Kakak kedua kami dilamar dan disusur juga kakak pertama kami. Tahun 2017 salah satu tahun penuh anugrah.
Selanjutnya, yap benar beberapa bulan setelah pernikahan mereka secara waktu yang hampir bersamaan mereka hamil.
Bayangkan ponakan lucu itu makin dekat dan makin dinanti-nanti.
Tahun 2018 kedua bocah itu lahir di dunia dengan kelahiran yang hanya beda seminggu.
Satu laki-laki dan satu perempuan. Begitu lengkap bukan ?
Mamah merasa itu merupakan nikmat istimewa atas penantian panjang anaknya menikah dan akhirnya diberikan cucu dengan gender sepasang.
Nah, nyatanya kebahagian selalu dekat dengan kerepotan. Tapi sebenernya tidak juga, sebenarnya bahagia tapi sebenernya juga merasa repot. ah entahlah.
Aku dulu berpikir, seorang anak akan selesai urusannya setelah menikah. Maksudnya urusan persoal merepotkan orang tua.
Tetapi nyatanya justru setelah anak menikah orang tua jauh lebih direpotkan.
Aku akan berusaha berkata jujur dan merasa kurang sepaham dengan pendapat mama dan papa soal ini.
tapi aku juga tidak benar-benar percaya dengan pendapat ku karena belum merasakan dipihak menjadi orang tua.
Mama dan Papa termasuk orang tua yang kasihnya tak terhingga termasuk setelah anak-anaknya menikah. Yah mungkin saja semua orang tua di luar sana begitu juga.
contohnya, Mamah Papah punya kebiasaan memberi setelah anaknya menikah. Ini kodisi kalau Papah dan Mamah punya cukup uang. Jadi ada budget istimewa untuk anaknya setelah menikah entah itu kelak di bantu membenarkan bagian rumah atau juga DP kendaraan. entahlah.
Memang bukan keinginan anak untuk meminta kebutuhannya terpenuhi dengan orang tua, karena hal ini bisa saja membuat pihak suami merasa tersinggung atau bahkan dianggap tidak mampu memenuhi.
Tapi rasa ingin orang tua membantu itu besar sekali.
Belum selesai sampai disana, justru kerepotan datang setelah hadir ponakan atau dipihak mamah dan papah cucu kesayangan.
ketika mereka. kakak-kakak ku masing-masing sudah memiliki anak yang lucu. Kerepotan menjaga, mengasuh, dan memberi makan juga dilibatkan dengan keluarga besar.
Mamah, orang terdepan yang rela membantu. Dan pastinya selalu mengedukasi kami adik-adiknya secara tidak langsung untuk turut terlibat dengan kerepotan itu.
Sungguh, aku sangat akui pengalaman bersama ponakan menjadi bekal paling berharga untuk kami adik-adiknya agar terbiasa dengan semua itu.
Kelak ketika umur dan kesempatan menikah diberikan pastinya masa-masa menjaga ponakan akan sangat membantu kami dilewati masa mengasuh bayi.
Melewati masa anak dari 0-5 tahun itu bukan sesuatu yang mudah secara fisik dan mental. Kecuali mengangkat anak asuh diatas usia 6 tahun beda ceritanya.
Aku tuh sampe terheran-heran, Mama bisa lewati masa itu dengan 7 anaknya, walaupun dengan bantuan pastinya. Anak 1-3 masih dibantu Emaknya mamah, anak 4 masih dibantu Ibu mertua mamah.
Sekarang mamah ikutan rela untuk mengasuh cucu-cucunya mulai dari mandi, pakai baju, makan, sampai tidur.
Ku pikir semua nenek seperti itu terhadap cucunya, tapi tidak!. Aku melihat dengan mata ku sendiri saat main kerumah teman yang keadaan cucunya buang air besar, Ibunya yang langsung membersihkan tanpa meminta bantuan neneknya atau neneknya dengan suka rela membawa cucunya ke kamar mandi.
Pemandangan itu berbeda dengan apa yang Ku lihat sehari-hari.
Dari sana aku sempat heran, selama ini nyatanya tidak semua orang seperti mama ku, sepertinya memang kultur mama yang mengandalkan orang tua menjadi terbawa ketika mama menjadi orang tua.
Sudah ya itu bagian orang tua, sekarang giliran mental kami adik-adiknya yang diuji.
Aku sempat heran, kewajiban macam apa adik harus membatu kakaknya mengasuh anaknya ?
Bukankah itu tanggungjawab mereka ? Bukankah itu urusan mereka ?
Oh jelas tidak jika itu dikeluarga ku, kesulitan juga kerepotan yang dialami salah satu anggota keluarga harus menjadi beban bersama. begitulah Mamah dan Papah ajarkan kepada kami.
"Kasian itu teteh mu, coba bantuin dulu. Ikut aja kerumahnya bantuin tiga hari sampe seminggu" Begitu selalu pesan Papah menceramahi kami adik-adiknya yang mulai malas membantu.
dan walaupun kata itu tidak diucapkan, alhasil kami adik-adiknya sudah punya kepekaan dan rasa ketidakenakan untuk membantu meringankan beban.
Ini tidak masalah untuk kami adik-adiknya, tapi ada titik jenuh dimana kami adik-adiknya memiliki kehidupan pribadi.
Soal kuliah, tugas-tugas, rencana nongrong kadang terlewatkan hanya karena rasa ketidakenakan untuk membantu.
Kami oh bukan mungkin hanya Aku yang merasa kadang kehidupan pribadi ku merasa direnggut keadaan. Seharusnya bisa lakukan ini dan itu tetapi harus membantu mengurusi ponakan. Ya sudah ambil saja hikmahnya, begitulah kata supaya bisa lakukan dengan lapang dada.
Aku tidak tahu rasa apa yang muncul ketika kakak ku membaca tulisan ini, atau juga kakak ipar ku yang lebih punya rasa kemanusian dengan bilang,
"Kamu ini ngerepotin adek terus" edisi bela adek ipar
"Udah sih yang kamu kan bisa. jangan minta tolong terus, kasian adek mu kecapean" edisi bela adek ipar
bahasa yang tidak sama tapi kira-kira maknanya sama. Yang pasti dengan adanya tulisan ini aku meminta maaf sebesar-besarnya jika tersinggung dan tenang aja Aku tetap bisa direpotkan sekedarnya wkwk
Oh iya, terakhir. Aku pernah membaca kalau kita suka direpotkan dengan orang yang kita sayang. Yah walaupun kakak-kakak ku itu sungguh merepotkan tapi adik-adiknya suka dengan kerepotan itu, terkadang. kadang kami juga rindu direpotkan kalau para kakak itu terlampau mandiri tanpa kabar minta tolong.
Walaupun demikian sambat ku malam ini, rasa sayang dan cinta selalu tercurah untuk kakak-kakak ku disana. Terlebih Mamah dan Papah yang selalu berusaha merekatkan ikatan ini.
Bismillah paket umroh plus jalan-jalan ke Eropa.
Bye! Sehat selalu yang sempatkan baca sampai akhir ini, gak guna kan ?
COMMENTS